Sepertinya tahun 2013 ialah tahun yang akan di penuhi dengan aksi-aksi Cyber Crime. Ungkapan ini tidak terlalu berlebihan mengingat pada awal tahun ini, sejumlah aksi hacking atau peretasan telah terjadi di dalam ataupun di luar negeri. Tidak lama setelah aksi peretasan di dalam negeri oleh seorang pemuda dari jember, kini terjadi lagi aksi peretasan lainnya. Tetapi kali ini targetnya tidak tanggung-tanggung, yakni sejumlah situs dan sistem keamanan berbagai perusahaan dan lembaga di Amerika Serikat. Dengan maraknya aksi dan berita hacking, maka JTS berinisiatif untuk merangkum semuanya dan membahasnya satu persatu dengan sumber yang dapat dipercaya.
Jadi, Simaklah artikel berikut ini !
JTS - Pada awal bulan februari ini, dunia Cyber Amerika Serikat di guncangkan secara berturut-turut oleh aksi peretasan atau hacking. Tidak tahu apa yang menyebabkan semua itu terjadi, tetapi hal ini telah menggemparkan dunia informasi dan teknologi. Amerika serikat yang dikenal sebagai negara Adikuasa, yang menguasai dunia informasi dengan Pentagon-nya, serta negara dengan sistem keamanan tingkat tinggi yang luar biasa ketat dan canggih akhirnya dilunturkan dengan sejumlah aksi peretasan yang terjadi secara beruntun.
Serangan beruntun ini dimulai pada kamis 31 januari 2013, dimana targetnya ialah sejumlah Media raksasa AS. Diberitakan CNN, pada hari kamis tersebut harian Wall Street Journal (WSJ) AS melaporkan bahwa sistem komputer mereka telah berhasil diretas oleh hacker yang belakangan diketahui berasal dari China. Disinyalir, serangan ini di lakukan menyusul pemberitaan tentang pemerintahan Beijing. Paolo Keve, kepala komunikasi perusahaan induk WSJ, Dow Jones & Co. mengatakan, pelaku berhasil memonitor informasi laporan reporter WSJ soal China (news.viva.co.id).
Sebelumnya, BCC juga merilis bahwa salah satu media besar AS lainnya, The New York Times melaporkan bahwa hacker secara terus menerus mencoba untuk meretas dan menembus sistem keamanan perusahaan mereka selama kurun waktu 4 bulan terakhir. Modusnya, para hacker memasang malware yang memungkinkan mereka untuk mengakses jaringan komputer New York Times, mencuri password setiap karyawan, dan mengakses 53 komputer pribadi. (jakartamediaonline.com)
Perusahaan keamanan internet, Mandiant, yang disewa The Times untuk melacak serangan ini menemukan bahwa pelaku berasal dari China. Para hacker menggunakan beberapa komputer di universitas yang sama yang dipakai militer China untuk menyerang jaringan pemerintah Amerika Serikat di masa lalu. Bahkan secara blak-blakan The Times menuduh beberapa perusahaan dan pemerintahan China berada dibalik aksi spionase cyber yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Sesaat kemudian, pemerintah China melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan tuduhan The Times tidak berdasar dan tidak bertanggungjawab.
"China juga menjadi korban serangan hacker. Hukum China jelas melarang praktik ini, dan kami berharap, pihak-pihak terkait mengambil langkah yang bertanggungjawab dalam masalah ini," kata juru bicara pemerintah China, Hong Lei. dikutip news.viva.co.id.
Insiden ini pun sampai sekarang masih dalam proses mediasi, dan mencari siapa sebenarnya dibalik aksi ini.
Setelah insiden Media AS yang diretas, kembali lagi terjadi aksi hacking pada Selasa 5 februari 2013, dimana targetnya ialah Departemen Energi AS. Menurut informasi yang didapat dari Chip.co.id , pihak departemen Energi AS mengonfirmasi bahwa aksi hacking telah terjadi pada sejumlah data di lembaga tersebut. Lebih detailnya dijelaskan dalam The New York Times bahwa aksi hacking pada lembaga ini ternyata telah terjadi sejak sebulan yang lalu, tepatnya awal januari 2013. Artinya dalam interval waktu sebulan, Departemen Energi AS telah di bobol 2 kali. Beberapa hari setelah aksi hacking kedua tepatnya hari jumat tanggal 8 februari 2013, pihak Departemen Energi AS mengirimkan email internal kepada pekerjanya mengenai informasi serangan cyber tersebut.
"Departemen Energi baru saja mengkonfirmasi insiden cyber bari-baru ini yang terjadi pada pertengahan Januari yang menargetkan jaringan komputer di kantor pusat Departemen Energi dan mengakibatkan pengungkapan informasi karyawan secara tidak sah," demikian bunyi e-mail tersebut yang dikutip oleh The New York Times (Chip.co.id).
Instansi tersebut mengatakan bahwa mereka sedang mencari tahu sifat dan cakupan insiden tersebut tetapi sejauh ini mereka percaya tak ada data rahasia yang dicuri. Masih belum jelas divisi mana dalam Departemen Energi yang diserang atau siapa di balik peretasan ini.
Yang jelas, Departemen Energi AS memegang peran mengurusi infrastruktur vital, seperti produksi energi, produksi reaktor nuklir, dan pembuangan limbah radioaktif. Menurut Reuters, informasi paling sensitif disimpan dalma jaringan yang tak terhubung dengan internet (Cnet).
Apakah setelah insiden ini, pihak keamanan AS bisa tenang ?!, Ternyata Tidak!!.
Mungkin beberapa dari anda tidak lupa dengan aksi hacking yang menggemparkan dunia informasi pada Jumat, 9 November 2010 yang lalu. Dimana seorang hacker asal Malaysia, Lin Mun Poo yang berhasil meretas sejumlah Sejumlah situs penting di AS. Yaitu Kontraktor Pentagon, dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed),dan mencuri 400.000 nomor kartu kredit dan sejumlah informasi militer di pentagon (chip.co.id).
Kali ini, Insiden tersebut kembali terjadi pada Bank Sentral AS. Tepatnya tanggal 8 february 2013, 3 hari setelah insiden di Departemen Energi AS. Aksi peretasan ini melanda Web internal dari Bank Sentral AS.
"Sistem Federal Reserve menyadari bahwa informasi diperoleh dengan memanfaatkan kerentanan temporer di produk situs vendor," ungkap juru bicara The Fed.
Pembobolan itu langsung diperbaiki tak lama setelah penemuan tersebut dan tidak lagi menjadi masalah. Insiden ini tidak mempengaruhi operasional penting dari sistem Federal Reserve," lanjutnya.
Menurut Reuters, sepertinya hacker mengakses data yang terkait dengan individu tertentu. Serangan ini datang dari kelompok Hacker Anonymous yang mengklaim pada minggu lalu telah mempublikasikan akun login dan informasi pribadi lebih dari 4.000 rekening eksekutif Bank AS. Kelompok ini diduga mendapatkan data tersebut dari komputer Bank Sentral AS (chip.co.id).
Masih belum jelas apakah dua hal ini saling berkaitan. Para pejabat pemerintah tidak menjelaskan situs web mana yang diserang hacker. Namun, menurut Reuters, data yang diserang tersebut kemungkinan besar adalah database kontak internal bank untuk digunakan selama bencana alam. Sedangkan mengenai siapa dibalik aksi ini, Tim Hacker yang biasa disebut Anonymous telah mempublikasikan bahwa merekalah yang bertanggung jawab. Aksi ini ditengarai oleh aksi protes mereka terhadap ketidakadilan pemerintah AS kepada Aaron Swarpz, pemuda 26 tahun asal Boston. Pemuda ini merupakan seorang aktivis digital yang pernah melakukan aksi hacking jaringan komputer dengan tingkat kaemanan tinggi pada tahun 2011. Pada akhirnya, pemuda ini pun bunuh diri, yang isunya dikarenakan aksi ketidakadilan dan intimidasi hukum oleh Depertemen Hukum Amerika Serikat (pakartrading.com)
Semua insiden beruntun inipun diakhiri oleh aksi peretasan terhadap akun email mantan presiden AS, George H. W. Bush. Peretas yang dikenal sebagai Guccifer, menyerang beberapa akun e-mail dan mengekspose foto-foto pribadi dan korespondensi sensitif dari anggota keluarga mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush. Guccifer berhasil meretas akun e-mail AOL putri Bush, Dorothy Bush Koch; kerabat keluarga Willard Hemingway dan Jim Nantz; mantan Ibu Negara Lady Barbara Bush; dan ipar George H W Bush (Chip.co.id).
Beberapa e-mail berisi komentar tajam tentang mantan presiden, Bill Clinton. Foto-foto dan e-mail Bush diunggah kemarin ke akun online yang tampaknya juga sudah diretas demi dengan tujuan untuk menjadi hosting bahan-bahan tersebut, termasuk daftar alamat rumah, nomor ponsel, dan e-mail dari anggota keluarga Bush, termasuk ayah George W Bush.
Selain itu, peretas juga menyadap foto yang dikirimkan George W Bush dua tahun lalu kepada adiknya yang menunjukkan lukisan yang tengah dikerjakannya, termasuk potret dirinya tengah mandi dan berendam di bathtub. Juru bicara keluarga Bush mengkonfirmasi bahwa penyelidikan atas kasus ini tengah berlangsung. Tak hanya itu, email ini juga dilaporkan berisi pesan-pesan serius. Antara lain masalah kesehatan Bush dan surat pribadi yang dikirim oleh Presiden Barack Obama melalui seorang ajudan.
Juru Bicara Bush senior, Jim McGrath, mengatakan penyelidikan kasus ini tengah dilakukan.
"Kami tidak berkomentar karena masalah ini sedang dalam penyelidikan kriminal," kata McGrath.
Kesimpulan.
Dari serentetan aksi peretasan diatas, tidak menutup kemungkinan bahwa aksi ini akan terus berlanjut selama tahun 2013. Tidak tahu apa modus dibalik semua ini, tetapi secara langsung insiden ini mendoktrin semua instansi, perusahaan, dan lembaga yang ada di dunia untuk meningkatkan sistem keamanan cyber mereka. Selanjutnya, dunia cyber akan mulai melirik ke tanah Asia dimana sebagian aksi peretasan yang terjadi belakangan ini dilakukan oleh peretas-peretas dari Asia. Secara tidak langsung, semua insiden ini memberikan instruksi kepada setiap negara untuk mulai berbenah diri guna menyongsong dunia masa depan yang penuh dengan informasi yang berlalu lalang secara bebas, tak terbatas, dan begitu berbahaya.
Sekian artikel JTS yang cukup panjang ini, semoga berguna bagi kita semua. Komentar dan pendapat anda kami tunggu.